Judulnya rada-rada kerenlah, kurang lebih pengakuan hati ini, ya pengakuan hari ini. Seorang sahabat datang hari ini dari Semarang, anak Undip, sama-sama angkatan 2005, sekelas dulu waktu SMA, kurasa makin jauh kutertinggal dibandingkan kawan-kawan, sebagian besar mereka sudah wisuda, sudah kerja, paling tidak tahun 2010 sudah wisuda semua.Insaya Allah.
Bagaimana dengan saya?praktikum yang tidak diakui di kampus baru, selalu menjadi bebanku, lulus baru 90 sks selama 4 tahun kuliah di dua kampus, belum punya jaringan yang luas karena keterpurukanku ini. Haruskah kumenunggu mukjizat dari Tuhan agar bisa bangkit? seorang anak kampung dari Desa Pongkalaero.
Skenario dan episode hidup yang sama tiap hari selama setahun kujalani, tidur larut maen game, bangun jam 8 maen game lagi sampe ngantuk, paling sholat klo pas ingat aja, sama dengan mandi. Cukup kunikmati saat ini, tapi SALAH BESAR, sebenarnya hati kecilku berteriak, kenapa harus seperti ini, jauh-jauh dari Surabaya ke Malang terpuruk di sini.
Jika kilas balik tahun 2007 saat kukonsultasi dengan ibu tentang masa depanku pasca keluar dari kampus lama, seharusnya waktu itu aku bersikeras tak kuliah lagi. Sama sajalah di sini juga aku tak serius, seakan tidak ada lagi harapan itu, ambisi, dan daya upaya. Tapi karena sayangku pada ibuku, bahkan berkata tidakpun aku tak berani.
Saat ini yang terpikir olehku mungkin aku harus melakukan langkah besar, menikah?di usia relatif muda 23 tahun? tapi, terlalu banyak tapi, tidak punya pekerjaan, tidak punya usaha, tidak punya calon, tidak punya mental, tidak punya, mungkin yang ada hanya kontol yang lumayan gede ukuran indonesia....huakakakakaka
Bentuk dan model kelas sipil hampir kulupa kayaknya, sudah 2 bulan kutakmasuki kelas, paling hari minggu ke lab robot cerita-cerita sama kawan-kawan anak robot, habis itu kembalilah ke habitat, kamar kost yang seperti kapal pecah.......
astagfirullah...