2009-01-26

Aborsi,Riwayatmu Kini

"Terungkap lagi sebuah usaha ilegal dalam bidang kesehatan.aborsi..
Menurut data WHO dalam setahun terdapat kasus sebanyak 2,3 juta aborsi di Indonesia dimana 21% dilakukan oleh SLTP-SMU..haahhh?
Itu belum mengagetkan jika ditambah dengan informasi bahwa 63% kaum remaja telah pernah melakukan hubungan seksual di luar nikah..artinya 63% sudah tidak perawan..
Bagaimana jika datanya ditambah dengan kenyataan bahwa bisa lebih dari 80% kaum remaja tidak perawan lagi (karna pernah mengalami K-N-P-I).
Haahhh?lalu sekian puluh tahun diambah dengan usaha negara dalam melakukan invtervensi terhadap agam ntah itu pembatasan, pemaksaan dalam pemahaman, menghasilkan apa?ditambah lagi kenyataan semakin banyak pemimpin agama yang menggunakan jabatannya untuk kepentingan diri seperti maju dalam pemilu, atau demi fulus?
tentu tidak bisa menyalahkan negara sepenuhnya dalam hal ini (walaupun sudah sepantasnya negara melepaskan diri dari keinginan untuk mengatur keyakinan seseorang) tapi juga penguatan terhadap norma-norma yang ada di masyarakat, kontrol yang baik dalam lingkungan keluarga, dan sebagainya..
tapi..tetap masih ada kelanjutannya.."



Itulah sebuah opini yang ditulis oleh abangku,bang Erikson Tambunan,di buletin FSnya. Sebuah realitas yang memiriskan dan juga dibutuhkan energisuper untuk menanggulanginya.

Cuma saya kurang setuju dengan pendapatnya yang mengatakan pemerintah ga boleh ikut campur masalah keyakinan, meskipun memang ada hal yang tidak boleh, seperti menetukan seseorang itu mau beragama Islam, Kristen, Budha, Hindu, Kunghucu, atau animisme. Itu adalah hak asasi tip warga negar. Namun bukan berarti pemerintah lepas tangan begitu saja. Contohnya ketika sekelompok orang mempraktekkan RIBA dalam kehidupan sehari-hari, maka sebetulnya pemerintah perlu bertindak,karena tak perlu ditinjau dari segi agama, Riba itu sendiri telah menyebabkan kemelaratan bagi orang-orang miskin. Itu cuma salah satu contoh.

Terkait dengan masalah aborsi, sudah sepantasnyalah pemerintah bertindak lebih, seperti menghapus tempat-tempat lokalisasi, tempat-tempat prostitusi terselubung, menjatuhkan sangsi sekeras-kerasnya pada para pemberi jasa aborsi yang telah tega membunuh janin tak berdosa, seperti pernah kusaksikan di video dari unduhan di internet tentang bagaimana proses aborsi seorang gadis, waduh ga kusangka begitu kejamnya manusia itu cuma bisa bergumam "mau enak tak mau anak"

Juga seperti yang telah diopinikan bang Erik dia tas, peran keluarga begitu penting, betapa seorang anak yang tak pernah merasakan sentuhan rohani dalam hatinya ketika menghadapi lingkungan yang kacau, akan terpengaruh dengan lingkungan itu. Sehingga generasi-gemerasi nantinya bukannya generasi yang memajukan bangsa, tapi hanya sekelompok generasi rusak yang memundurkan bangsa ini.


No comments:

Post a Comment